Langsung ke konten utama

Cerpen Berkarat



Berkarat

Hembus angin yang mulai dingin. Warna Jingga yang menyebar ke timur dan mewarnai pohon pohon. Matahari mulai terbenam, Haripun mulai gelap.  Orang orang mulai berkemas dan meninggalkan pantai. Burung burung yang berhamburan pulang ke rajutan rumput masing-masing.
Mobil yang membawa empat orang anggota keluarga melaju ke selatan.   



“Hay bu, kenapa kita pergi lewat tanjung Perak ?”. tanya Reydo kepada ibunya. “tanya saja pada kakakmu ?” jawab ibu. “Kenapa kak ?” Reydo bertanya sambil menghadap kakaknya. “tentu saja untuk sunset. Bukankah kamu juga ingin melihat sunset ?”. Jawab Richard sambil menghadap ke matahari terbenam. “bukankah rumah baru kita di kecamatan Wates, tempat SD asalku ?” tanya Reydo. “benar”. Jawab ayah sambil mengemudi mobil.

Keluarganya Richard pindah dari Surabaya ke Wates. Wates tempat tinggal mereka dulu. Dulu Richard dan Reydo sekolah SD Disana. Waktu SD Richard dan Reydo sangat pintar bermain sepak bola. Reydo adalah adik sepupu Richard yang dititipkan bibi Richard kepada keluarga Richard. Badannya Reydo  sedikit lebih tinggi dan besar dibanding Richard.

***

Beberapa hari kemudian, pada pagi hari, Richard dan adiknya berangkat ke sekolah baru mereka, SMPN 1 Wates. Mereka berada di kelas 9C. Saat mereka memperkenalkan diri Richard melihat teman SDnya dulu di bangku paling belakang. Namanya Heflin, badannya sedikit gemuk. Di SD dia bersaing prestasi belajar dengan Richard, tetapi dia selalu kalah satu langkah dibelakang Richard. 

Richard dan Reydo duduk di bangku paling belakang, di belakang  bangku Heflin. “masih ingat pada kita ?” tanya Richard dengan senyum ejekan kepada teman lamanya. “Siapa yang bisa lupa kepada orang menyebalkan yang selalu mengalahkanku” jawab Heflin. “kalau aku ?”. tanya Reydo pada Heflin.“Siapa kamu? aku tidak kenal dengan adiknya Richard yang selalu bercanda tawa denganku itu.” Jawab Heflin dengan berlagak sok tak kenal kepada Reydo. “Kamu ini... selalu nglawak seperti biasanya” kata Reydo dengan tersenyum. Mereka bertiga membahas masa lalu dan bercanda tawa. “istirahat nanti ikut yuk ! akan kukenalkan sekolahku ini dan akan kutunjukan sesuatu”. Ajakan Heflin pada kedua temannya.

***

Kring...Kriiiiiinggg ! bel sekolah  berbunyi, tanda waktu istirahat. Murid murid berhamburan keluar kelas. Seperti yang dikatakan Heflin, Richard dan Reydo mengikutinya. Mereka berjalan sambil mengenal lingkungan sekolahan. 
“Sudah sampai”. Kata Heflin. “ini kan lapangan sepak bola.” Seru Reydo. Richard jadi teringat masa masa sepak bolanya. “nah, di SD dulu kan kalian yang paling jago. Perlihatkan lagi kemampuan kalian yang sekarang kepada anak anak itu ! aku penasaran. Langsung masuk saja, ini sepak bola bebas.” Kata Heflin sambil menyuruh mereka. “Reydo, katakan kepadanya !” Richard menyuruh Reydo mengatakan sesuatu dengan serius. “Baik” jawab Reydo pada kakaknya. “sebenarnya semenjak kami pergi ke Surabaya kami tidak pernah bermain sepak bola lagi. Jadi kemampuan kami sudah menurun. Terutama stamina kami.” Kata Reydo dengan serius. “apa ?” kata Heflin dengan spontan. “apakah itu benar Richard ?” tanya Heflin. “Ya” jawab Richard dengan mengantongkan tangannya sambil melihat anak anak lain bermain sepak bola. “Hey Reydo, coba bermainlah dengan mereka aku ingin tahu perbedaan kemampuanmu dengan mereka.” Richard menyuruh Reydo untuk bermain.

            Reydo langsung ikut saja. Sebab itu sepakbola bebas Dimana ada orang yang mau ikut langsung masuk dan membantu tim yang kalah. Seorang anak bernama David, ia satu tim dengan Reydo. Ia menggiring bola, melewati beberapa pemain. Hampir sampai di kotak pinalty, ia  melihat Reydo sedang kosong tanpa ada yang menempel. (slow moment) Ia langsung megoper bola lambung kepada Reydo. Reydo  menendang bola itu dan...... tendangannya tidak mengenai bola itu. Beberapa anak berlari ke arah Reydo kecuali David.

“lihat........! anak baru mencoba bermain bola” teriakan seorang anak bernama Renta. “huu...yang ditendang tu bolanya...bukan anginnya” Renta dan teman temannya mengejek Reydo. “dasar anak baru. Pergi sana ! jangan bermain di sini” Renta mengejek dengan kasar.  Richard dan Heflin  menghampiri Reydo dan membubarkan kerumunan itu. “Bubar....Bubar” kata Richard dengan keras. Kerumunan itupun bubar. Richard, Heflin dan Reydo pergi dari lapangan itu. “lihat saja. akan kutunjuka kemampuanku yang sebenarnya kepada kalian” Teriak Reydo kepada Renta dengan keras. “sudah, jangan hiraukan mereka” kata Richard sambil menepuk bahu Reydo.“Heflin, siapa ketua geng mereka itu ?” tanya Richard kepada Heflin. “Anak yang berteriak paling keras dan mengejek Reydo,  namanya Renta” jawab Heflin. “Anak yang rambutnya keriting, berbadan besar itu ?” tanya  Reydo. “Ya” jawab Heflin.   “dia adalah anak paling nakal di sekolah ini.” Kata Heflin.lihat saja, Renta” Reydo berkata dalam hati.
Mereka bertigapun pergi menuju kantin dan membeli jajan.

***

 “ini untukmu” Richard berkata sambil memberikan minuman kepada adiknya. Richard, Heflin, dan Reydo berjalan jalan keliling sekolah. Mereka dituntun Heflin ke papan pengumuman.“ini yang sebenarnya ingin ku tunjukan kepada kalian” kata  Heflin.“ini kan papan pengumuman ?” kata Richard. “Lihat itu ! bertulis akan ada lomba sepak bola tingkat Kabupaten di Blitar pada tanggal 15”. Kata Heflin. Tiba tiba datang seorang anak dari belakang mereka. “hey...!” kata anak itu sambil menepuk pundak Richard. “Bukankah  kakak adalah kak Richard ?” tanya anak kepada Richard. “Hey... kau ini adik kelasku saat SD namamu....” Richard sedang berpikir. “Fico” kata Richard dengan terkejut. “hey kak Heflin, kenapa kakak tidak memberi tahu ku kalau kak Richard baru pindah ke sekolah kita ?” tanya Fico dengan rasa kecewa kepada Heflin. “setelah melihat pengumuman ini rencananya akan ke kelas 7A, menemuimu” jawab Heflin. “ooo...bigitu. kak Richard, kamu dan kak Reydo akan kuikutkan lomba itu, aku kan OSIS bagian itu” kata Fico. “tidak usah” kata Richard dengan santai. “Kenapa ?” tanya  Fico dengan spontan. “itu karena sekarang Richard sudah tidak pernah sepak bola lagi” jawab Heflin. “ya, kemampuan kami sudah menurun” kata Reydo setelah menghabiskan minumannya. “Tapi dengan berlatih kan kemampuan kalian bisa kembali. Selain itu sekarang masih tanggal 12 maka kalian mempunya waktu 3 hari berlatih sebelum pertandingan” kata Heflin. “apakah 3 hari itu cukup untuk mengembalikan kemampuan kami?” jawab Reydo. “jika tidak cukup maka ikut saja pertandingan semi final atau final. Kalau ada 32 tim, 2 lapangan, dan wktunya 90 menit, 1 hari 2 pertandingan 1 lapangan maka pertandingn itu akan selesai sekitar.......”kata Fico sambil menghitung. “Banyak sekali perhitunganmu ?” Reydo bertanya. “7 hari” Richard berkata dengan santai.  “ya, 7 hari. 3 hari tambah 7 hari maka 10 hari waktu kalian berlatih” kata Heflin. “Hey, Reydo selain tu bukankah kamu ingin membalas Renta ?”. kata Heflin. “ya, memang tapi apakah 10 hari cukup? Aku dan kakakku tetap tidak ikut.” jawab Reydo.“Tapi.....” kata Fico dengan rasa putus asa. “kalian semua ikut aku !” kata Heflin. 
            
Mereka berempat menuju ruang pameran. 



Tadi itu Richard bertemu dengan Fico, teman adik kelasnya dulu. Fico juga pintar bermain sepak bola sehingga dia ikut lomba sepak bola itu. “Ini kan...” kata Reydo dipotong oleh Heflin. “...Ruang pamerana” kata Heflin memotong. “lihat ! hanya ada satu piala sepak bola. sekolah ini dari dulu hingga sekarang tidak pernah mendapat juara satu sepak bola sekabupaten. Sekolah ini maksimal hanya bisa menjadi juara dua. Itu saja berkat kakaknya David yang sekarang sudah lulus” Kata Heflin dengan serius. “Richard....? sedang apa kamu di sini?” kata seorang guru muda dari kejauhan. “Bapak kan pak Dian. Apa bapak sekarang guru SMP ?”tanya Richard. “ya. Sebenarnya saya asisten pak Budi. Dialah guru olahraga yang mengatur peserta lomba ini” jawab pak Dian. Mereka berempat menyalami pak Dian. “sejak tadi aku menguping pembicaraan kalian. kamu sudah tahu dari Heflinkan kalau sekolah ini tidak pernah mendapat juara satu ? Jadi tolong kalian ikutlah ! Fico saja yang dua tahun lebih muda ikut.” Ajakan pak Dian kepada Richard dan Reydo. “ya, benar, tidakkah kakak kasihan dengan sekolah ini ?” kata Fico.  “ayolah... sekolah ini butuh kalian” kata Heflin dengan memohon.  “bukankah kalian sudah tahu, kemampuan sepak bola kami ini sudah menurun drastis. Kami hanya akan membuat malu diri kami dan sekolah ini. kami tidak akan....” kata Reydo dipotong Richard. “sudahlah Reydo.” kata Richard sambil menepuk bahu Reydo. “Akan memalukan jika junior dari SD kita ikut dan seniornya tidak ikut” Kata Richard membuat Fico merasa dipuji. “Kurasa dua pedang  yang berkarat perlu diasah”. Kata Richard dengan keren


Heflin dan Fico saling melempar tatapan. Fico berkata “kurasa kita memikirkan hal yang sama” Heflin berkata “ya, mereka akan berlatih 10 hari. Dan ikut lomba”. Reydo dan pak Dian tersenyum.

***

Pak Dian sebagai asisten guru olahraga dan Fico sebagai OSIS olahraga menuju kantor pak Budi untuk mendaftarkan Richard dan Reydo. Richard mengendap ngendap berencana menguping pembicaraan mereka. “pak Budi” suara pak Dian yang memanggil pak budi. “ya” jawab pak Budi. “saya selaku asisten bapak ingin merekomendasikan murid dari SD saya dulu untuk mengikuti lomba sepak bola itu”pak Dian memohon kepada pak Budi. “anak baru itu ya ?” tanya pak Budi. “benar” jawab pak Dian. “tidak boleh” kata pak Budi dengan tegas. “kenapa ?” tanya pak Dian. “karena mereka murid baru dan kemampuannya masih belum diketahui” jawab pak Budi.“tapi ketika di SD kemampuan mereka mengagumkan, saya akui itu. Lagi pula masih ada tiga ruang untuk mereka berdua” kata pak Dian. “tetap tidak boleh, lagi pula ada adiknya Rudi, yaitu David. Dia saja sudah cukup untuk meraih juara satu. Dia akan seperti kakaknya. Selain itu juga ada Renta. Keputusanku sudah bulat dengan ke-20 pemain.” kata pak Budi. Fico tidak berani bicara. “ya sudah, tapi mohon bapak pertimbangkan keputusan bapak”. Kata pak Dian. semoga Richard dan Reydo bisa ikut”. Kata Fico dalam hati.
Kemudian pak Dian dan Fico meninggalkan kantor pak Budi. Dan Richard langsung kabur.

***

Setiap hari, sejak Richard dan Reydo ingin ikut lomba mereka berlatih setiap sore. Heflinlah yang menyiapkan latihan dan berbagai kebutuhan mereka. Sedangkan Fico berlatih bersama  pak Budi sebab dia ikut lomba dari awal.
Tiga hari kemudian, dimana waktu dilaksanakannya lomba dimulai. Karena  letak Wates berada di tengah tengah kabupaten Blitar, maka pertandingannya diadakan di Wates (ini saya yang buat jadi terserah saya. Kota Watesnya juga bukan seperti desa melainkan sudah modern).dan oleh sebab itu maka seluruh murid SMPN 1 Wates menjadi suporter. Selama satu Minggu kepala sekolah SMP itu mengijinkan muridnya untuk jadi suporter. Jadi semua siswa dan siswi menonton jalannya pertandingan. Mereka berhamburan mencari tempat duduk.
Richard dan teman temannya duduk di kursi paling depan pada stadion. Richard mengamati jalannya pertandingan. Dia menganalisis anak anak yang jago main bola.      
“hey bagaimana hasil latihan kak Richard ?” tanya Fico pada Heflin. “latihannya berjalan lancar. Selain itu semua rekor SD mereka sudah tercapai. Lihat buku pengamatanku ini” kata Heflin sambil menunjukan bukunya. “ya tidak semua sih, yang paling parah dari mereka adalah masalah stamina” kata Heflin. “stamina itu memang harus di jaga dengan minimal berlari-lari seminggu sekali. wow... ternyata memang berkarat. Tapi pesat juga perkembangan mereka” kata Fico sambil membaca buku milik Heflin. “benar” kata Heflin Heflin.


Lima hari kemudian, ternyata SMPN 1 Wates masih bisa menang sampai ke babak semi final. Besok adalah hari Minggu, jadi pertandingan diliburkan sementara. Dan akan dilanjutkan besok lusa.

***

Sinar mentari mulai nampak. Hawa dingin menjadi hangat. Nyanyian burung terdengar merdu. Mereka bernyanyi dan menari. Meloncat dari dahan ke dahan. Embun pagi yang terkena sinar mentari menimbulkan pernak-pernik yang indah. Ada seorang anak yang tidur di atas padang rumput luas.

Byuuuuurrr....! Suara air mengguyur Richard di atas rumput di lapangan. “bangun pemalas !” kata Heflin sambil mengguyur Richard.

Hari Minggu, Heflin dan Reydo mengguyur Richard di pagi hari karena ketiduran setelah lari pagi jam empat tadi. Setelah lari pagi di lapangan mereka istirahat sejenak lalu Richard tertidur.
“dasar pemalas, ayo kita lanjutkan latihan. Aku sebagai pembimbing kalian tidak akan membiarkan kalian malas-malasan, nah, ayo bangun, ha ha ha”. Kata Heflin sambil tertawa.
“aku kan hanya beristirahat sejenak” protes Richard.
“lihat adikmu ! dia masih berlari lari di lapangan. Bukankah yang terlalu berkarat adalah stamina kalian. Nah, sekarang ayo lanjutkan !. Pertandingan sudah di depan mata ?”    perintah Heflin sambil melihat Reydo berlari. “iya..iyaaa.... baik. Maaf- maaf” kata Richard. ia berdiri dan berlari lagi. “semoga metode latihan satu hari latihan dan satu hari istirahat ini bisa membuat kemampuan mereka tajam lagi” kata Heflin dalam hati dengan berharap dan melihat mentari.

Setelah berlari, mereka melakukan dribel dan tendangan. Richard latihan dribel zig-zag. “Harus lebih cepat dari sebelumnya” kata Richard dalam hati. Semakin hari selama sembilan hari ini dribel dan kontrol Richard semakin cepat dan akurat. 

Reydo berlatih tendangan. “Lebih kuat dari yang kemarin” teriak Reydo sambil menendang bola dengan keras. “huu...yang ditendang tu bolanya...bukan anginnya” kata itu terus mendengung di telinga Reydo selama sembilan hari latihan. Semakin lama berlatih, Reydo semakin kuat, berkat kata itu. Kata itu seperti yang telah membangun kemampuannya. Ketika Reydo mendengar kata itu, kebenciannya meluap dan membuatnya berjuang keras. Tidak kalah dari kakaknya, Reydo juga berkebang pesat. Tidak hanya Heflin yang mengawasi latihan Reydo, Richard juga mengawasinya. Sepertinya Richard tahu apa yang mendengung di telinga adiknya itu.

“Prrriiiiiiitt......!” bunyi peluit Heflin. Richard dan Reydo menghampiri Heflin. “sekarang sudah jam sembilan, ini adalah latihan terakhir kalian, mulai sekarang kalian harus beristirahat.” kata Heflin sambil berlagak sok guru. “sok guru sekali kamu” seru Reydo kepada Heflin. “sekarang lihatlah perkembangan kalian di buku pengamatanku ini” kata Heflin sambil membuka buku pengamatannya. “i’....ik.....ini.....” kata Reydo dengan terkejut melihat bukunya Heflin. “agak usah ak...ik....uk....ak” kata Heflin sok keren. “ooooh...jadi selama di SD kamu memata matai kami ya. Oh bukan. Semua pemain sepak bola anak anak yang pintar. Kamu pintar sekali Heflin. good job.” Pujian Richard kepada Heflin dengan mengacungkan jempolnya sambil melihat lihat buku Heflin. “iya dong..... cita citaku kan menjadi pelatih sepak bola terbaik sedunia dari Indonesia” kata Heflin sok keren. “baiklah ! dengan buku ini kita bisa menyusun strategi” kata Richard. “dasar mata mata” gerutu Reydo.
Merkapun menyusun strategi untuk pertandingan semi final besok.

***

Terik matahari yang hangat mulai memanas di padang rumput hijau. Nafas yang terengah-engah. Keringat bercucuran bak air hujan yang mengguyur tubuhnya. Suara sorakan sorakan yang keras menggelegar. David berlari menggiring bola dengan kencang. “sial, sulit sekali. tim macam apa mereka ini” kata David dalam hati sambil bernafas dengan terengah-engah. “tertinggal 1 gol dengan sisa waktu lima menit ?” kata David dalam hati dengan putus asa. “aku tidak boleh menyerah, ini sudah di semi final. Sedikit lagi pasti SMP ini.....” harap David SMPnya bisa menang. “ayo semua ! kita tidak boleh menyerah” teriak David sebagai kapten dari tim itu pada teman temannya.

“Yaaa.....!” jawab anak anak kesebelasan SMPN 1 Wates itu dengan semangat. “SMPN 1 Wates tertinggal 2-1 dengan SMPN 1 Wlingi bung. Apa yang akan mereka lakukan?” kata komentator pada seluruh penonton.

David menggiring bola, melewati beberapa pemain. Dia mengotak Ngatik bola. Oper mengoper bola dengan rekannya di depan kotak pinalty sambil mencari celah musuh. Renta mendapat bola dari Fico. David berlari ke dalam kotak pinalty dan meminta bola. (slow moment. Tayangan pelan) Renta mengoper bola lambung setinggi perut melewati celah celah pemain. David mengangkat kaki kanannya. Bola melayang di depan dada David. Kaki David yang menendang bola mulai menyentuh bola. Tiba tiba kaki beck lawan menendang kaki David dengan keras di udara.

“Priiiitt.....!” bunyi peluit wasit. Dan terjadi pelanggaran di kotak pinalty alias pelanggaran. Wasitpun menyodorkan kartu merah kepada anak yang menendang kaki David. “Aduh... sakit” teriak David dengan keras sambil memegang kakinya yang sakit. Teman teman, dan guru gurunya pun menghampirinya. “David....... David” teriak Fico dan teman temannya. Mereka menolong dan membantu David. Petugas pun membawa tandu dan menidurkan David di tandu
.  

“David, bisakah kamu melanjutkan ?” tanya pak Budi pada anak yang kesakitan itu. “maaf pak, tapi sepertinya aku tidak bisa berlari untuk sementara” jawab David. “pak, saya sarankan untuk menggantinya dengan Richard” usul pak Dian. “jangan, nanti semua malah jadi kacau. Selain itu kita masih mempunyai kesempatan pinalty” jawab pak Budi sambil berpikir. “tapi siapa lagi yang akan menggantikan David setelah itu? Selain itu jika penalty itu gol maka kita harus mencetak satu gol lagi untuk memenangkan pertandingan. semua pemain cadangan  kita sudah banyak yang cidera dan kehabisan stamina karena pertandingan sebelumnya. Apa bapak akan memutuskan untuk bertanding dengan sepuluh pemain ?” tanya pak Dian pada pak Budi. “iya pak, ganti saja dia dengan Richard” ujar Fico juga pada pak Budi. “diam kalian! kalian membuatku semakin pusing” bentak keras dari pak Budi. Fico jadi takut. “tapi pertimbangkan, apa bapak akan bertanding dengan sepuluh pemain ? daripada begitu sebaiknya bertanding dengan sebelas pemain” usul pak Dian. “eeaaahh...!” suara pak Budi sedang pusing dan marah yang campur aduk. “Bapak punya dua pedang yang tajam, tetapi menggunakan sepuluh pisau kecil. Apa yang ada di kepala bapak ini ?” kata pak Dian sedikit menghina pak Budi. “Kalau begitu atur saja pertandingan ini. Lagi pula SMP kita pasti kalah di semi final ini.” bentak pak Budi dengan putus asa pada pak Dian sambil meninggalkan lapangan sepak bola. “baiklah. Bila saya gagal maka pecat saja saya” kata pak Dian.


“Kau dengar itu Reydo ?. sepertinya kita akan direpotkan” kata Richard dari kursi duduk sambil melihat perdebatan pak Dian dan pak Budi. “ya, sepertinya begitu” jawab Reydo.
Pinalty akan ditendang oleh Renta. Dari kejauhan Heflin berkata “anak sombong itu akan menendang pinalty ?”. Pak Dian akan memasukkan Richard setelah itu. Renta mengambil posisi. “Priiiit” bunyi peluit. Bola di tendang Renta menuju gawang dan....... meleset. Seketika penonton dan para suporter meneriakinya “huuu.....”. “kenapa kamu yang nendang ?”. teriakan penonton membuat Renta sakit hati. “Biarin.......biarin” balas Renta dengan teriakan keras.“tu kan. apa ku bilang ? melesetkan ?.” Kata Heflin sambil menepuk jidatnya. Reydo menertawai dan menyorakinya. Richard tampak tersenyum. Dari kejauhan pak Dian memanggil Richard. Richard pun menghampiri pak Dian. “tunjukan pedang yang sudah diasah” Kata Heflin. Richard menganggukkan kepalanya. “kamu sudah siap kan” tanya pak Dian sambil memberikan seragam pada Richard;“sudah, tapi apa Reydo tidak ikut ?” tanya Richard sambil mengenakan seragam.  “kurasa kamu saja sudah cukup. Posisi kamu tetap seperti SD kan ?” kata pak Dian.

              Seorang pemuda dengan warna baju biru baru saja memasuki lapangan. Bagian sayap kanan burung garuda yang sudah pergi, kini kembali dengan pedang yang tajam. Para penonton menyorakinya. “dua gol dalam tiga menit” kata Richard dalam hati.
“menurut perhitunganmu apa kakakku bisa mencetak dua gol dalam waktu tiga menit ini ?” tanya Reydo kepada Heflin. “tenang saja, itu akan sangat mudah baginya dengan lawan seperti SMP Wlingi itu” jawab Heflin sok keren.

Priit !. bunyi peluit wasit. Bola ditendang dari gawang lawan ke tengah lapangan. Fico mendapat bola. Di bagian sayap kanan lapangan Fico melihat Richard sedang kosong tanpa beck yang menempelnya. Ia mengoper bola trobosan pada Richard. Tapi sayangnya bola itu terlalu jauh di depan posisi Richard, dan dekat sekali kotak pinalty sehingga kiper lawan langsung berlari untuk menendang bola itu. “huh” hembus nafas Heflin dengan tersenyum sambil menutup mata. Slash.... kaki yang berlari sangat cepat menuju bola. Boom...Richard menendang bola, kiper yang terlalu maju terkejut dengan tendangan Richard. Bless........ suara bola yang mengenai jaring gawang.

“Goooll.......!” teriak komentator sepakbola. “Luaar biasaaa, seorang anak yang menggantikan David berlari dengan sangat cepat dan menyamakan kedudukan menjadi dua sama. Akankah dia bisa mencetak gol lagi dalam waktu loss time ini” kata komentator.     
     

“Apa ?” kata Renta dengan terkejut. Reydo nampak bahagia, Heflin tersenyum dan pak Dian sangat takjub akan kemampuan Richard. Semua penonton bersorak sorak. Sisa waktu pertandingan tinggal dua menit lagi, dan itu sudah termasuk loss time. Kick off dilakukan oleh tim Wlingi. Setelah kick off bola langsung disrobot oleh Richard. Ia mengoperkannya ke teman temannya. Mereka bermain bagus, oper mengoper bola. Bola dikuasai Richard di depan kotak pinalty, dia melihat Fico yang sedang meminta bola. Tapi Richard menendang bola itu sendiri. Richard sengaja menendang bola ke arah tiang gawang dan memantul ke arah Fico. Fico menendang bola dan......... Gool. 


Prit...Priiit....Priiiiiiiit.... ! bunyi Peluit akhir tanda pertandingan. Pertandingan itu pun dimenangkan SMPN 1 Wates. Untuk kedua kalinya SMP itu bisa masuk ke pertandingan final. Semua orang yang hadir di pertandingan itu yang memihak SMP Wates sangat gembira termasuk pak Budi yang takjub akan kemampuan Richard. Mereka merayakannya. “tapi jangan senang dulu, masih ada pertandingan final” kata Richard pada teman temannya. “halah, tak usah khawatir, kan ada kak Richard” kata Fico. “bisa saja kita kalah” kata Richard sambil melihat seorang anak dari tim  Blitar yang akan dia lawan. Dia ada di bukunya Heflin.

***

Prit.. priiiit ! tanda dimulainya pertandingan. Pertandingan final antara SMPN 1 Wates melawan SMPN 1 Blitar. Kaki kaki berlarian di lapangan. Richard dan teman temannya bermain dengan bagus. SMP Richard masih belum bermain dengan maksimal karena Reydo masih belum juga diikutkan. 

Dari kejauhan Heflin berkata “kali ini Richard mungkin akan kesulitan dan membutuhkan bantuanmu, karena tim Blitar jauh lebih kuat dari tim Wlingi. Tim Blitar pernah menang juara satu tiga tahun berturut turut” kata Heflin pada Reydo.

Menurut pendapat pak Dian stamina Reydo lebih rendah daripada Richard. Pak Dian mengetahuinya dari buku Heflin. jadi pak Dian akan memasukkan Reydo nanti saja.

Flash moment : ON

Di menit ke 13 Richard berhasil mencetak gol dan kedudukan menjadi 1-0. Tak mau kalah, SMP Blitar membalas dan menyamakan kedudukan di menit ke 28. Secara tak terduga, seorang anak yang dilihat Richard tadi, yang ada di buku Heflin, bisa merebut bola dari Control Richard. Lalu di akhir babak ke satu, menit ke 42, dia berhasil mencetak gol. Babak pertama pun selesai dan SMP Blitar unggul 2-1. Saat waktu istirahat pak Dian mengatur ulang berbagai formasi.

Babak ke dua dimulai. Sekarang Richard lebih serius dari sebelumnya. Kevin memulai kick off, dia dan timnya bermain bagus. Di depan kotak pinalty Kevin menendang bola dan.... gol. Para suporter SMP Wates kecewa dan putus asa. Tim mereka tertinggal 3-1.

Flash moment : OFF

“pak jangan di tunda lagi, atau kita akan kalah” teriak Richard pada pak Dian dari kejauhan. Pak Dian langsung memasukan Reydo. Reydo menuju posisi sayap kiri. Sekarang Heflin jadi duduk sendiri.



Kini semua strategi Richard bisa ia lakukan dengan Reydo dan Fico. Formasi segi tiga kini telah lengkap dengan Fico sebagai streker tengah.  Priiit, setelah kick off Fico langsung mengoper ke belakang. Mereka memulai main oper oper lagi. Bola di kuasai Reydo, ia mengoper ke Fico, Fico ke Richard, Richard ke Reydo, sungguh umpan segi tiga yang bagus di depan kotak pinalty. Reydo mengumpan pada Fico. Fico menendang bola dan gol. Fico berhasil menyusul kedudukan menjadi 3-2 di menit ke 62. Wajah wajah putus asa kini menjadi ceria kembali. “First strategy, triangle formation, successful” kata Heflin sambil tersenyum sendiri.

            Kevin ingin membalas kedudukan. Setelah kick off dia langsung maju ke depan. Dia berhadapan dengan Richard. Richard sedang serius, dengan seketika Richard berhasil merebut bola. Ia menggiring maju melawati tepi kanan lapangan Dia mengumpan pada Reydo di kiri lapangan yang berlari ke tengah. Tiba tiba Renta yang berambisi mencetak gol keluar dari zona pressnya, posisinya. Dan menuju ke kotak pinalty. Dia meminta bola dari Reydo. (slow moment) Reydo sengaja mengumpan bola lambung seperti waktu itu. Renta kemudian mengangkat kaki menendang bola dan....... tendangannya tidak mengenai bola itu.. Seketika itu membuat Reydo malu. Semua penonton mengejek dan menghinanya. Bola yang terlepas dari Reydo diterima Richard. (slow momen) Richard mengcrossing bola pada Reydo setinggi dada. Reydo mengangkat kedua kakinya. Menendang bola di udara. Tendangan menggunting dari Reydo melesat kencang. wuush..... dan goool. Penonton langsung bersorak meriah untuk Reydo karena ia menyamakan kedudukan menjadi tiga sama di menit ke 79. Renta mulai merasa bersalah pada Reydo.

Saat Richard merayakan golnya, Renta menghampiri Reydo dan berkata “a, aku minta maaf atas kejadian seminggu yang lalu itu, aku tahu aku memang salah. Jadi tolong maafkan aku”. “ah, santai saja, sekarang kita kan teman” kata Reydo menerima permintaan maaf Renta. Richard memanggil Renta “hey Renta”. Pujian hanya akan membuat kita mengulangi prestasi kita dengan hanya sedikit berkembang, Kritikan akan membuat kita mengetahui kelemahan kita dan terkadang kita mau memperbaikinya dan terkadang tidak, tetapi Penghinaan akan membuat kita berjuang terus menerus untuk mencapai tujuan kita dengan sangat drastis.” Kata Richard dengan bijak dan keren di atas lapangan hijau. “sejak saat kau menghinanya, Reydo menjadi semakin pesat berkembang. saat Reydo berlatih, di telinganya selalu mendengung kalimat ejekanmu dan itu membuatnya semakin bertambah kuat. “Second strategy,  taunt, successful” kata Heflin sambil tersenyum sendiri.

Kali ini Kevin lebih serius. dalam waktu 7 menit ini, juara akan ditentukan. Semua sisa tenaga para pemain dikerahkan. Mereka jadi lebih agresif dan semangat. Dengan semangat dan emosinya, Kevin dan rekannya menyerang tim Richard. Beck Richard lengah dan membiarkan Kevin lolos tanpa bola. Rekannya yang menyadarinya langsung mengumpan trobosan pada Kevin. Richard dan teman temannya sedang di posisi depan. (slow moment) “sial....baiklah” kata Richard dalam hati. Kevin menendang bola terakhirnya itu dengan keras sekali. kiper terkejut karena terlalu maju dan tidak sempat membuka tangannya. Bola melesat kencang menuju gawang. Wajah wajah suporter Wates mulai merengut. Slaaash..... duk, bola mendarat di kaki Richard. Bola itu berhasil dikontrolnya.

“Reydo, Fico, strategy kita yang terakhir” teriak Richard. Bola itu pun ia tendang jauh menuju arah Renta, Renta ke Reydo di kiri lapangan. Reydo ke Fico. Reydo ada di dalam kotak pinalty. Fico mengoperkan kepadanya untuk header. (slow moment) Reydo bersiap menyundul bola, kiper lawan mulai memekarkan sepuluh jari tangan dan meloncat. Syut.... bola dibiarkan Reydo Melintas di atas kepalanya. Kiper Blitar tertipu dan jatuh. Slash...... tiba tiba ada Richard. ia mengangkat kedua kakinya dan tubuhnya. Booom...... goooooool. Prit.....Priit............. Priiiiiiiiiiit..............

“spektakuler........, gol Salto dari Richard mengakhiri pertandingan ini. SMPN 1 Wates menjadi juara Satuu.....” teriak komentator. Semua suporter bersorak sangat kencang. Semua anak anak SMP itu langsung turun ke lapangan dan merayakannya. Mereka melempar lempar Richard ke atas. Pak Budi juga meminta maaf pada pak Dian. Semua orang bahagia sekali. “Third, or The last strategy, together, succesful” kata Heflin sambil tersenyum sendiri.

Tiba tiba seorang pria muda berjaket hitam olahraga menghampiri Richard dan Reydo lalu berkata “maukah kalian berjuang untuk masa depan Indonesia ?”. Richard dan Reydo tersenyum bahagia.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

31 karakter basara 2 heroes ps2

Karakter Basara 2   Heroes Beberapa karakter dalam Anime dan Game ini memang nyata tercatat dalam Sejarah, akan tetapi tokoh tersebut mengalami perubahan baik segi karakter dan fisik guna kepentingan jalan cerita. Berikut adalah Profil Karakter dalam Sengoku Basara 2: 1.Date Masamune

petunjuk dan tips bermain game basara 2 heroes ps2

Petunjuk dan Tips Basara 2 Heroes          Pada kali ini saya akan membahas tentang petunjuk dan tips bermain basa 2 heroes. bagaimana cara mendapatkan senjata ? bagaimana cara mendapatkan senjata terakhir ? Apa kegunaan item item basara  heroes ps2 ? dll. jawban jawaban di atas akan anda ketahui setelah membaca artikel ini. simak baik baik :

New Hero ! Kadita Hadir di Advanced Server

                     Pada 18 Oktober 2018 kemarin Developer Mobile Legends merilis hero baru dari Indonesia setelah Gatotkaca, namanya Kadita. Ya, tidak salah lagi Kadita adalah Nyi Roro Kidul dari Legenda tokoh jawa.